Halaman
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Penulis
: Sugiharsono Suhadi Purwantara
I Wayan Legawa Cahyo Budi Utomo
Teguh Dalyono Sri Hayati
Moch. Enoh Endang Mulyani
Muhamad Nur Rokhman Harsoyo
Catur Rismiati
Dewa Agung Gd. Agung
Suwito Eko Pramono
Prawoto
Ilustrasi, Tata Letak
: Direktorat Pembinaan SMP
Perancang Kulit
: Direktorat Pembinaan SMP
Buku ini dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP
Ukuran Buku
: 21 x 30 cm
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
300.7
CON
Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4/Sugiharsono,...[et. al.].--
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Vi, 240 hlm.: ilus.; 30 cm.
Bibliografi: hlm. 237-238
Indeks.
ISBN
1. Ilmu Pengetahuan Sosial-Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Legawa, I Wayan
III. Dalyono, Teguh
IV. Enoh, Moch.
V. Nur Rokhman, Muhamad
VI. Rismiati, Catur
VII. Pramono,Suwito Eko
VIII. Purwantara, Suhadi
IX. Utomo, Cahyo Budi X. Hayati, Sri
XI. Mulyani, Endang
XII. Harsoyo
XII. Agung, Dewa Agung Gd
XIII. Prawoto
KATA SAMBUTAN
Salah satu upaya untuk melengkapi sumber belajar yang relevan dan
bermakna guna meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP mengembangkan buku
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas
IX. Buku pelajaran ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, No. 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, dan berdasarkan kriteria buku pelajaran yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Buku pelajaran ini merupakan penyempurnaan dari bahan ajar
kontekstual yang telah dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP dalam
kaitannya dengan kegiatan proyek peningkatan mutu SMP. Bahan ajar
tersebut telah diujicobakan ke sejumlah SMP di provinsi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Gorontalo sejak tahun 2001. Penyempurnaan bahan ajar menjadi buku
pelajaran yang bernuansa pendekatan kontekstual dilakukan oleh para
pakar dari beberapa perguruan tinggi, guru, dan instruktur yang
berpengalaman di bidangnya. Validasi oleh para pakar dan praktisi serta uji
coba empiris ke siswa SMP telah dilakukan guna meningkatkan kesesuaian
dan keterbacaan buku pelajaran ini.
Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini telah dinilai oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan, dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai buku pelajaran di SMP. Sekolah diharapkan dapat
menggunakan buku pelajaran ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan keberm
aknaan pembelajaran. Pada akhirnya,
para siswa diharapkan dapat menguasai semua Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar secara lebih mendalam, luas serta bermakna, kemudian
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saran perbaikan untuk penyempurnaan buku pelajaran ini sangat
diharapkan. Terimakasih setulus-tulus
nya disampaikan kepada para penulis
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pelajaran ini, baik pada
saat awal pengembangan bahan ajar, ujicoba terbatas, maupun
penyempurnaan sehingga dapat tersusunnya buku pelajaran ini.
Terimakasih dan penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu terwujudnya penerbitan buku pelajaran ini.
Jakarta, Juli 2008
Direktur Pembinaan SMP
DAFTAR ISI
v
Kata Pengantar
│
iii
Daftar Isi
│
v
BAB I
KONDISI FISIK WILAYAH GEOGRAFIS DENGAN AKTIVITAS
PENDUDUK
│
1
BAB II
PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN
│
9
BAB III
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
│
29
BAB IV
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT
│
51
BAB V
PROSES TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL DAN
PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
│
69
BAB VI
PENYAKIT SOSIAL DAN PENYIMPANGAN SOSIAL
│
85
BAB VII
PELAKU KEGIATAN EKONOMI
│
101
BAB VIII
BENTUK-BENTUK PASAR
│
113
BAB IX
PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI DAN
TERBENTUKNYA NKRI
│
123
BAB X
PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
│
139
BAB XI
BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL
│
149
BAB XII
PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SOSIAL
│
167
BAB XIII
KETENAGAKERJAAN
│
177
BAB XIV
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
│
191
BAB XV
PERPAJAKAN
│
207
BAB XVI
PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
│
221
GLOSARIUM
│
231
DAFTAR PUSTAKA
│
237
INDEKS
│
239
DAFTAR ISI
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
vi
Bab I Kondisi Fisik Wilayah Geogra
fi
s dengan Aktivitas Penduduk
1
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,
baik di daratan maupun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai
hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya. Masih ingatkah kalian bahwa kondisi
sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan
fi
siknya. Satu ciri utama kajian geogra
fi
adalah mengkaji saling hubungan antara unsur
fi
sik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan
fi
sik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi
lingkungan
fi
sik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan
memanfaatkan kondisi lingkungan
fi
siknya untuk kesejahteraan hidupnya. Dalam bab ini
kita akan membahas kondisi
fi
sik geogra
fi
s dengan aktivitas penduduk.
BAB
I
KONDISI FISIK WILAYAH
GEOGRAFIS DENGAN AKTIVITAS
PENDUDUK
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian mampu memahami hubungan
antara kondisi
fi
sik geogra
fi
s suatu daerah dengan kegiatan penduduk.
PETA KONSEP
KERAGAMAN KONDISI FISIK
WILAYAH GEOGRAFIS
DATARAN
TINGGI
PEGUNUNGAN
WILAYAH DA-
TARAN RENDAH
WILAYAH
PANTAI
CIRI-CIRI
BERPENGARUH TERHADAP
KERAGAMAN AKTIVITAS
PENDUDUK
Kata Kunci
kondisi
fi
sik, dataran tinggi, dataran rendah, pantai, keragaman
aktivitas penduduk.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
2
A. BENTUK-BENTUK DATARAN
Coba kamu ingat kembali materi pada bab I tentang keragaman bentuk-bentuk muka
bumi? Ternyata di Indonesia ini memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang
ada di daratan berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, ada yang disebut dataran
rendah, dan ada yang disebut pantai.
Agar lebih memperdalam penguasaan materi dalam bab ini, coba kalian cermati uraian
bentuk-bentuk dataran berikut contohnya di bawah ini.
1. Wilayah Dataran tinggi
Dataran Tinggi adalah bentuk muka bumi yang
relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi,
yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di
atas permukaan laut. (Gambar 1.1) Ciri-ciri daerah
ini beriklim sejuk, area pertaniannya dibuat berteras,
cadangan air cukup.
2.
Wilayah Pegunungan
Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian
gunung yang menjulang tinggi dibandingkan daerah
sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebih
dari 500 m di atas permukaan laut. (Gambar 1.2)
Ciri-cirinya adalah cadangan air tanah yang tersedia
sedikit, topogra
fi
bergelombang.
3. Wilayah Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bentuk muka bumi
yang relatif datar dan letaknya di daerah yang
rendah memiliki ketinggian kurang dari 600 meter
di atas permukaan laut. Ciri-cirinya daerahnya datar,
ketersediaan air cukup. (Gambar 1.3)
Dataran yang terkenal di Indonesia antara lain:
Dataran tinggi; Contoh: Bandung, Sukabumi,Gayo, dan Alas
Dataran rendah: Contoh: Karawang, Sidoarjo
Daerah Pantai: Contoh: Pantai Utara Pulau Jawa , Pantai Timur
Sumatra, Kalimantan Barat.
Gambar 1.1
Dataran tinggi Sawahlunto Sumatra
Barat
Gambar 1.2
Pegunungan di Tengger di Bromo
Jawa Timur
Gambar 1.3
Dataran rendah di P. Bawean
Bab I Kondisi Fisik Wilayah Geogra
fi
s dengan Aktivitas Penduduk
3
4. Wilayah Dataran Pantai
Daerah pantai adalah daerah
yang letaknya ditepi laut dimana
sejauh air pasang masih bisa
mencapai daratan. (Gambar 1.4) Dari
uraian di atas tentunya kalian akan
memahami, saat ini kamu bertempat
tinggal dimana? Di dataran tinggi?
Di dataran rendah? Ataukah kalian
berdomisili di daerah pantai? Jadi menurut pendapat kalian apa yang dimaksud dengan
dataran tinggi, dataran rendah, atau daerah pantai itu? Berikan contoh di daaerah kalian!
B. HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN AKTIVITAS PENDUDUK
Ternyata lingkungan
fi
sik tempat hidup manusia di permukaan bumi ini berbeda-
beda. Ada wilayah yang bergunung dan berbukit, tanahnya kurang subur, iklimya tidak
nyaman. Kondisi yang demikian akan menyulitkan penduduknya, baik di bidang ekonomi
maupun transportasi. Sebaliknya ada pula wilyah permukaan bumi yang topogra
fi
nya
landai, iklimnya nyaman, curah hujan cukup, tanahnya subur. Bagi daerah yang subur,
topogra
fi
nya landai cukup sumber air iklimnya nyaman, menjadi pusat akumulasi penduduk
untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya cenderung dipengaruhi
oleh lingkungan
fi
siknya, walaupun tidak sepenuhnya mutlak. Konsentrasi penduduk
cenderung terjadi pada daerah-daerah yang topogra
fi
datar, tanahnya subur, dekat dengan
sumber air, dan iklimnya sejuk. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia mampu mengurangi pengaruh lingkungan alamnya, karena ada faktor-
faktor endogen dalam diri manusia yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan.
Hubungan aktivitas penduduk yang berkaitan dengan kondisi
fi
sik dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Tugas 1.1
Tuliskan dengan kata-katamu sendiri:
1. Dataran tinggi adalah................................................................................................
2 Dataran rendah adalah..............................................................................
3. Daerah pantai adalah................................................................................................
Tugas Individu
Sumber; Azis, Alumni Geogra
fi
FIS- UNESA, 2006
Gambar 1.4
Daerah pantai di P. Bawean
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
4
1. Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi
Aktivitas penduduk karena
daerah ini beriklim sejuk. Di dataran
tinggi kegiatan ekonomi penduduk
cenderung ke bidang pertanian
lahan kering. Ladang pertanian yang
dibudidayakan adalah hortikultura
antara lain, sayur-sayuran, buah-
buahan, dan tanaman hias. (Gambar
1. 5)
2. Aktivitas penduduk di wilayah
pegunungan
Disamping dimanfaatkan sebagai areal hutan, wilayah
pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan,
seperti kina,karet dan teh. Penduduk yang bermukim
di daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja
sebagai buruh perkebunan ( Gambar 1.6)
3. Aktivitas penduduk di wilayah dataran
rendah
Dataran randah merupakan daerah tempat untuk
konsentrasi penduduk, karena itu daerah dataran
rendah sangat cocok untuk pemukiman penduduk
dengan pola konsentris. Aktivitas penduduk terdiri
atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan
tambak, (Gambar 1.7)
Bidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa
dikembangkan karena tersedianya air yang cukup,
disamping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan
tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri
(Gambar 1.8) dan jasa di dataran rendah dapat berkembang
secara optimal,hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh
adanya sara dan prasarana berupa transportasi jalan raya
dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan
serta pendidikan.
4. Aktivitas penduduk di wilayah pantai
Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian sebagai
nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya, jika pantainya curam dan terjal tentu
Gambar 1.6
Perkebunan teh di Malabar Jawa
Barat
Gambar 1.5
Budidaya hortikultura di dataran tinggi Cianjur Jawa
Barat, tanaman Kubis (kol)
Gambar 1.7
Dataran rendah di Banyuwangi
sebagai lumbung padi Jawa Timur
Gambar 1.8
Kawasan Industri di
Pasuruan dibangun di dataran rendah
Bab I Kondisi Fisik Wilayah Geogra
fi
s dengan Aktivitas Penduduk
5
saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagai petani, atau
sebagai pencari sarang burung walet, seperti misalnya
di pantai Karangbolong Gombong. Mengapa demikian
karena pada pantai yang tebingnya terjal menyulitkan
dipakai sebagai pelabuhan ikan.
Tetapi jika pantainya landai justru mata
pencahariannya sebagai nelayan menangkap ikan,
(Gambar 1.9) karena pantai yang landai, gelombang laut
tidak terlalu besar, baik untuk dijadikan dermaga tempat
berlabuhnya kapal-kapal motor para nelayan.
C. HUBUNGAN KONDISI GEOGRAFIS DENGAN TRANSPORTASI
Kegiatan transportasi memiliki hubungan erat dengan kondisi
fi
sik suatu daerah dan
kegiatan ekonomi suatu daerah. Pada daerah dataran tinggi ongkos transportasi relatif mahal
karena medan yang berbukit, tanjakkan dan banyak berbelok-belok, berpengaruh terhadap
pemakaian bahan bakar. Tidak jarang pada daerah berbukit dan bergunung seperti di Irian
Jaya transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain tidak lewat daratan,
tetapi lebih banyak menggunakan pesawat terbang. Berbeda dengan di dataran rendah,
sarana jalan yang datar dan tidak ada tanjakan, ongkos transportasi relatif lebih murah, dan
berpengaruh terhadap kebutuhan ekonomi penduduk. Bagaimana halnya untuk wilayah
laut?
Indonesia memiliki wilayah yang beragam yang terdiri dari berbagai pulau yang menjadi
kendala yang perlu disikapi dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana transportasinya.
Jenis sarana transportasi yang ada di Indonesia masih ada yang bersifat dominan dan berbeda-
beda.
a. Di Pulau Jawa
Sarana transportasi sungai di Jawa dewasa
ini sudah tidak banyak digunakan, karena sungai-
sungai di Jawa relatif pendek-pendek. Disamping
itu di Jawa sudah dikembangkan teransportasi
darat, karena prasarana angkutan darat sudah maju
dibanding pulau-pulau lain, seperti jalan raya, jalan
Tugas 1.2
Diskusikan sesama teman dalam kelompokmu yang beranggotakan 5 orang. Jelaskan
dalam kaitannya dengan lingkungan
fi
sik mengapa aktivitas pertanian didaerah dataran
tinggi berbeda dengan aktivitas pertanian di dataran rendah? Berikan contohnya
masing-masing.
Tugas Kelompok
Gambar 1.9
Aktivitas nelayan di pantai
Kendari Sulawesi Tenggara sedang
memasang jaring
Gambar 1.10
Jalan tol di P. Jawa sebagai
prasarana transportasi darat
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
6
tol, ( Gambar 1.10) jalan kereta api. Demikian pula sarana transportasi udara di Pulau Jawa
sudah berkembang sebagai alternatif dari transportasi darat.
b. Di Pulau Sumatra
Di wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan
memiliki banyak sungai-sungai panjang dikembangkan
alat angkutan air berupa perahu dan sampan.Untuk
tranportasi antar pulau-pulau kecil digunakan speedboad
dan jet foil. (Gambar 8.11) Jadi alat transportasi yang
dominan adalah angkutan sungai.
c.
Di Pulau Kalimantan
Kondisi geografis Pulau Kalimantan memiliki
banyak sungai-sungai besar, dan panjang-panjang.
Pembangunan jalan raya antar provinsi belum
berkembang. Oleh karena itu sesuai dengan
kondisi
fi
siknya, maka prasaran transportasi yang
berkembang di sana adalah sungai, alat transportasi
yang dominan perahu dan sampan.(Gambar 1.12)
d. Di Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Transportasi yang dikembangkan di Sulawesi sesuai
dengan kondisi
fi
siknya demikian juga yang ada di
Papua dan Maluku. Dominan menggunakan pelayaran
pantai dan feri. (Gambar 1.13)
Gambar 1.11
Sarana Tranportasi di pantai
Timur Sumatera berupa kapal melewati
sungai Batanghari
Gambar 1.12
Prasarana dan sarana transpotasi
di Sungai Barito Kalimantan Selatan
Gambar 1.13
Prasana angkutan pantai di
Sulawesi dan Maluku
Tugas 1.3
Karena kondisi geogra
fi
wilayah Indonesia sangat beragam, maka kegiatan transportasi
diwilayah ini erat sekali dengan kondisi
fi
siknya. Siapkan Peta Pulau Sumatera dan
Kalimantan! Coba kamu diskusikan dengan teman dalam
kelompok maksimum 5 orang.
1. Mengapa di Pantai Timur Sumatera dan Pulau Kalimantan dikembangkan
transportasi sungai dan feri.
2. Kamu identi
fi
kasi sungai-sungai yang dijadikan prasarana transportasi di
Pantai Timur Sumatera dan di Kalimantan. Kalau sudah selesai laporkan hasil
diskusimu.
Tugas Kelompok
Tugas Kelompok
Dinas Perhubungan darat yang mengelola
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
disebut ASDP.
Bab I Kondisi Fisik Wilayah Geogra
fi
s dengan Aktivitas Penduduk
7
A. Pilihlah jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x) pada huruf
didepannya.
1. Pemanfaatan lingkungan
fi
sik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada,
a. kondisi lingkungan
fi
sik itu sendiri
b. kualitas manusianya.
c. Teknologi yang dimiliki
d. Kondisi lingkungan
fi
sik dan kualitas manusianya
Latihan
Rangkuman
Pemanfaatan lingkungan
fi
sik oleh manusia, pada dasarnya tergantung kepada
kualitas manusianya. Pusat-pusat kegiatan ekonomi penduduk pada hakekatnya adalah
hasil peradaban manusia yang mampu memanfaatkan kondisi lingkungan
fi
siknya
sesuai dengan kemampuan potensinya yang dominan di daerah yang bersangkutan.
Berdasakan kondisi lingkungan
fi
sik pusat-pusat kegiatan ekonomi dapat
diklasi
fi
kasikan sebagai berikut: Daerah dataran tinggi, merupakan daerah pertanian
hortikultura sebagian besar penduduknya banyak menghasilkan sayur-sayuran dan
buah-buahan, perkebunan.
Daerah dataran rendah sebagian besar penduduknya bertani dan menghasilkan
komoditas hasil pertanian tanaman pangan. Daerah pantai merupakan daerah
perikanan, apabila sebagian besar penduduknya sebagai petani tambak dan nelayan
Daerah Industri dan jasa cenderung berkembangdi daerah dataran rendah, sehinga
sebagian besar penduduknya bekerja pada industri, menghasilkan berbagai produk
industri dan jasa.
Kondisi geogra
fi
juga berpengaruh terhadap jenis transportasi, khususnya di luar
jawa, dimana prasarana transportasi daratnya belum berkembang. Daerah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua memiliki karakteristik prasarana dan sarana
transportasi.
Refleksi
Aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya cenderung Memiliki
hubungan yang erat dengan lingkungan
fi
siknya, walaupun tidak sepenuhnya mutlak.
Kondisi geogra
fi
s ini mewarnai aktivitas kehidupan penduduk di wilayah dataran
tunggi, dataran rendah, dan wilayah pantai. Demikian juga terhadap aktivitas dalam
transportasi. Bagaimana tanggapan kalian mengenai hal tersebut? Apakah kalian
sudah memahami betul tentang bab ini, dari soal-soal evaluasi yang dilaksanakan,
mana saja yang sudah kalian pahami, dan mana yang belum kalian pahami?
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII
8
2. Keragaman bentuk muka bumi, didaratan ternyata mempunyai hubungan yang erat
dengan aktivitas manusianya, hal ini terbukti dengan:
a. Wilayah dataran tinggi, kegiatan ekonomi penduduk berupa pertanian sawah
b. Wilayah pegunungan, kegiatan ekonomi penduduk berupa perkebunan tebu
c. Wilayah dataran rendah, kegiatan ekonomi penduduk berupa perikanan laut
d. Wilayah pantai kegiatan ekonomi penduduk, tidak selalu berupa perikan laut
3. Wilayah dataran tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di
daerah yang tinggi, dengan ketinggian antara:
a. 600 – 800 m
b. 600 - 700 m
c. 700 - 800 m
d. 650 - 800 m
4. Kondisi geogra
fi
s suatu daerah, ternyata erat hubungannya dengan Kegiatan transportasi
daerah yang bersangkutan, terbukti:
a. Di pulau Jawa transportasi yang menghubungkan antar daerah di dominasi oleh
prasarana angkutan sungai
b. Kondisi geogra
fi
s Pulau Kalimantan memiliki banyak sungai-sungai besar, dan
panjang-panjang, sehingga angkutan jalan raya antar propinsi sangat efektif
c. Di wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan memiliki banyak sungai-sungai
panjang dikembangkan alat angkutan air berupa speedboad dan jet foil.
d. Transportasi yang dikembangkan di Sulawesi sesuai dengan kondisi
fi
siknya yang
dominan menggunakan pelayaran pantai dan feri
B. Jawablah dengan singkat!
1. Tuliskan ciri-ciri wilayah dataran tinggi!
2. Mengapa aktivitas pertanian penduduk didataran rendah berbeda dengan di wilayah
pegunungan?
3. Mengapa aktivitas pertanian di wilayah dataran tinggi, cenderung pada pertanian
hortikultural?
4. Mengapa trasportasi di Sumatera bagian timur lebih dominan menggunakan alat
transportasi sampan?
C. Isilah titik-titik pada tabel berikut dengan jawaban secara singkat dan jelas! Tuliskan
jawabanmu pada kolom dalam tabel berikut:
No.
Lingkungan Fisik
Aktivitas Ekonomi Penduduk
1
Daerah pegunungan/dataran tinggi
2
Daerah perkotaan
3
Daerah dataran rendah
4
Daerah pantai/pesisir